
Buah Pena: Qari Dhea Cita Laksanani
Pandemi kini kembali merajai
Jalan-jalan terasa sepi
Sekolah, kantor, mall tertutup sunyi
Seluruh kota dan daerah dililit dibungkam mati
Wajah-wajah ngeri
Gamang ternodai virus ini
Hawar mulai nampak memunculkan diri
63.760 orang terkubur dalam bentala
Mereka yang kalah dalam perang tak kasat mata
Tak lagi ku ingat wajah-wajah yang dulu
Hiruk pikuk membelah suasana kotaku
Tatkala ku gendong ransel buku pagi itu
Menyusuri jalanan yang sesak dan penuh asap kelabu
Kini, tak lagi ku gendong buku-buku
Tak ada jalan menuju sekolahku
Kita sedang terperangkap dalam bahaya yang membisu
Terkunci gerbang pintu sekolahku
Lonceng tak lagi berseru
Meja dan bangku berselimut debu
Rak-rak buku yang dulu diburu
Kini sepi membisu
Warung kantin yang dulu diserbu
Tempat makan, minum, menghabiskan uang saku
Kini mangkrak tak laku
Tak lagi ku temui guru-guru
Terpenjara aku dalam ruang rindu
Yang tak bisa ku suarakan karena keadaan yang kian membeku
Rindu tempat ku berpijak menggantungkan asa
Rindu orang yang terkadang marah saat aku lupa mengerjakan PR
Rindu menyentuh kitab-kitab pendidikan di pojok pustaka
Rindu berkelakar kesana kemari dengan karibku
Aku betul-betul rindu
Aku rindu dan haus
Bukan saja haus ilmu
Tapi, aku haus keteladanan
Keteladanan moral yang dikantongi para guru
Bukan saja melulu memburu ilmu
Tapi juga etika moral yang dituju
Sudah lama aku berpacu pada angka
Belajar hanya sebatas ilmu dari layar
Kekhawatiran akan kerakusan dan keculasan kian terumbar
Aku rindu padamu, sekolahku …
Semoga titik balik segera datang
Kabut hitam segera pergi
Matahari dan awan biru membawa harapan baru
Ketakutan tak lagi menderu
Agar aku dapat melaju
Menggapai cita-cita dan keberadaban moral yang patut ditiru
7 Oktober 2021
1 komentar
kis, Senin, 14 Feb 2022
Wah siip, kandungannya sarat makna