Menggali Hikmah dibalik Musibah

oleh : AMK Affandi

Seri Khotbah Jum’at Iedul Fitri 1442 H

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ .اللهُ اَكْبَرُكَبِيْرًا وَالْحَمْدُاِللهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةَوَّاَصِيْلًا

اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ . وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ  نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ

اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ .اللهُ اَكْبَرُكَبِيْرًا وَالْحَمْدُاِللهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةَوَّاَصِيْلًا

Hadirin kaum Muslimin yang berbahagia, marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadhirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang tiada terhingga pada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul bersama, bersimpuh dihadapan-Nya merayakan  iedul fitri, 1 Syawal 1442 H. Kita merayakan Iedul Fithri dalam suasana keprihatinan karena masih merebaknya wabah covid-19 di tengah-tengah kita semua. Tapi walaupun demikian kita hendaknya tetap bersyukur atas segala karunia Allah SWT, Kita bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup sampai detik ini, masih sehat wal afiat, masih bisa beraktifitas melaksanakan ibadah dan bersilaturahmi bersama keluarga dan handai tolan.

Sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw, beserta sahabat-sahabtanya, kepada kaumnya sampai akhir zaman nanti.

Walaupun dalam keadaan terbatas, kita tetap melaksanakan ibadah dengan mengikuti tata cara protocol kesehatan yang telah diedarkan oleh pihak yang berwewenang. yaitu kita  beribadah shalat di rumah atau dalam lingkungan terbatas. Karena selama darurat pandemic copid-19 dilarang untuk mengikuti peribadahan yang melibatkan banyak orang, makanya dianjurkan untuk beribadah di rumah dengan tetap berjamaah bersama anggota keluarga yang terbatas. Termasuk pelaksanaan shalat iedul fitri seperti yang kita lakukan sekarang ini.

Hadirin yang berbahagia.

Dalam agama Islam diajarkan bahwa di setiap musibah yang menimpa manusia ada hikmah kebaikan yang tersimpan di dalamnya. Sesuatu yang menimpa manusia baik suka  maupun duka tentu mempunyai  hikmah yang dapat diambil pelajaran bagi orang orang sabar dan beriman kepada Allah SWT. Sebagaimana maksud yang tercantum dalam   Firman Allah dalam Surat Al Baqarah 216,

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ – ٢١٦

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).

Oleh karena itu dalam menghadapi  musibah  wabah yang sedang melanda dunia sekarang ini, yang dirasakan tidak menyenangkan, atau sesuatu yang dianggap buruk, dan kebanyakan orang membencinya bahkan banyak yang stress. Semua orang berharap agar wabah ini segera berlalu dan bisa hidup normal kembali.

Tentu ada hikmah yang besar jika orang-orang yang pandai mengambilnya. Berdasarkan kepada makna firman Allah dalam surat al Baqarah : 216 di atas, maka sikap optimisme akan muncul kembali. Kita yakin di balik musibah yang sangat memilukan ini ada beberapa pelajaran positif yang dapat kita gali sebagai ibrah bagi kita semua.

Pelajaran pertama, kita merasakan makin dekat  dengan Allah SWT, yang selama ini mungkin agak  terabaikan oleh kesibukan duniawi kita. Musibah yang terjadi sebagai peringatan dari Allah kepada manusia supaya mereka kembali kepada kebenaran yang diajarkan Allah SWT.

Kita mungkin sudah menjauhkan dirinya dari Allah, atau bahkan melupakan-Nya. Dengan kemampuan manusia yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan mereka sombong dan meremehkan kekuasaan-Nya. Karena kemampuan akal yang luar biasa tersebut, kepercayaan kepada Allah semakin menipis bahkan mungkin sudah hilang sama sekali.

اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ .

Jika kepercayaan kepada Tuhan sudah hilang, maka otomatis manusia tidak mengakui agama sebagai aturan Tuhan. Mereka  ciptakan sendiri aturan dan hukum menurut kebutuhan mereka sehingga timbul keadaan yang tidak singkron dengan hukum Allah. Ada banyak contoh, kejadian yang dapat kita rasakan.

Tetapi dengan munculnya wabah dan musibah, semua menjadi kalang kabut. Kesombongan yang mereka banggakan dalam kekuasaan politik, kekuatan ekonomi, kekuatan ilmu pengetahuan, hampir tidak berdaya. Tidak ada satu kekuasaan pun yang bisa menahan sakit dan kematian. Tidak ada satupun kekuatan ekonomi yang bisa bertahan. Bisnis yang dibanggakan menjadi lumpuh banyak saudagar bangkrut banyak pabrik yang gulung tikar, pengangguran di mana-mana. Begitupun Ilmu pengetahuan tidak berdaya karena sampai hari ini belum ditemukan obatnya, sehingga tingkat kematian masih tetap tinggi. Dalam keadaan seperti itu seharusnya manusia  menyadari kelemahan dan kembali kepada Allah

وَلَنُذِيْقَنَّهُمْ مِّنَ الْعَذَابِ الْاَدْنٰى دُوْنَ الْعَذَابِ الْاَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ – ٢١

Dan Kami bersumpah akan merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat sebelum azab yang lebih besar, mudah-mudahan mereka kembali.” (QS As Sajdah:21)

Pelajaran yang kedua, adalah hendaknya manusia semakin menyadari hakekat kehidupan di dunia ini, harus meyakini bahwa hidup ini sementara, dan akan pulang ke negeri akhirat. Dengan banyaknya korban meninggal hendaknya menjadi pelajaran bahwa hidup ini Allah yang menentukan. Sebagaimana manusia hidup ke dunia atas kehendak dan ketentuan Allah begitu pula kematian atas kehendak dan ketentuan Allah. Atas kehendak Allah, manusia  lahir ke dunia dan dan atas kehendak Allah pula kita akan kembali kepada-Nya. Kapan dan dimana semua ada ada dalam taqdir Allah SWT

اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ࣖ – ٣٤

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Lukman :34)

Pelajaran ketiga adalah, hendaknya manusia  semakin punya kepedulian sosial yang tinggi, memperhatikan lingkungan. Jika ada yang kekurangan kita bantu semampu kita. Dengan banyaknya orang kehilangan mata pencaharian otomatis makin banyak orang yang kesusahan untuk makan. Dengan memberi pertolongan pada tetangga yang kesulitan maka makin sempurnalah keimanan kita kepada Allah SWT. “Tidak beriman seseorang jika dirinya kenyang tetapi tetangganya tidak bisa tidur karena kelaparan”. Murah hati adalah karakter orang orang sholeh terdahulu dan merupakan akhlak mulia yang terpuji. Dirahmati hidupnya diberkahi hartanya dan dimuliakan kedudukanya.

وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (At-Taghabun:16)

Maka  untuk menyikapi musibah ini tetap tenang, waspada, ikuti protocol kesehatan dari para ahli dan tidak berhenti berdoa kepada Allah SWT dengan doa yang tulus dan bertawakal dalam kesabaran.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ – ٦

Dan mintalah pertolongan ( kepada ) Allah dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhhya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang  khusu’ , ( yaitu ) orang-orang yang menyakini , bahwa mereka akan menemui Robb-nya dan bahwa mereka akan kembali kepad-Nya ” ( QS Al Baqarah : 45 -46 )

Kaum Muslimin yang berbahagia

Akhirnya marilah kita memanjatkan do’a kehadirat Allah SWT. Mudah mudahan Allah berkenan mengabulkan doa kita.

اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ .اللهُ اَكْبَرُكَبِيْرًا وَالْحَمْدُاِللهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةَوَّاَصِيْلًا

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٌ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اَلّلَهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسِلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

اَلَّلهُمَّ اِنَّا نَسْاءَلُكَ سَلَمَتً فِي الدِّيْنِ وَعَافِيَتَ فِي الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِي الْعِلْمِ وَبَرَكَهً فِي

 الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ بِرَحْمَتِكَ يآاَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.

 رَبَّنَآ أَتِنَآ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَآ عَذَابَ النَّار

 سُبْحَانَ رَبكَ رَبّ الْعِزَةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمُ عَلىَ الْمُرْسَلِيْن وَالحَمْدُ ِللهِ رَبّ ِاْلعآلَمِيْن