MENCINTAI SENI DENGAN RASA

Oleh : Priyoto

Bangsa indonesia merupakan bangsa yang besar dikanca dunia. Indonesia dinilai memiliki kekayaan seni dan budaya yang  sangat banyak dan beraneka ragam macamnya. Khususnya kita  sebagai orang Jawa seharusnya merasa bangga. Bagaimana tidak, dari berbagai macam seni seperti seni tari, seni musik, seni karawitan, bahkan  seni pedalangan merupakan kekayaan budaya orang Jawa yang menjadi ciri khas kita. Maka seyogyanya kita rawat dan kita lestarikan bersama-sama. Yang menjadi pertanyaan, seberapa besar kita mencintai seni budaya kita? Tentu yang bisa menjawab adalah diri kita masing-masing. Banyak orang asing datang ke Indonesia baik pelajar dan mahasiswa justru tidak belajar tentang teknologi dan demokrasi politik kita, tetapi malah mempelajari budaya seni kita. Contonya mempelajari gamelan dan seni pedalangan yang banyak diminati oleh mereka.

Adapun contoh, seorang sinden yang berasal dari Jepang namanya Hiromi kano. Dia begitu cintanya pada seni karawitan, hingga hijrah meninggalkan negaranya demi mempelajari seni karawitan dan seni swara disalah satu perguruan tinggi seni di Surakarta. Contoh lain sebagai bukti nyata seni budaya kita mendunia dan dicintai oleh mereka, misalkan saja  kalau kita pergi ke Jepang, Jerman, Amerika, Australia, Rusia, dan ke negara lainya,  alat seni gamelan kita sudah berada disana. Jadi kalau orang Indonesia pentas dinegara tersebut tidak perlu repot-repot membawa alat sendiri. Maka tidak bisa dipungkuri badan lembaga dunia UNESCO mengakui bahwa, gamelan dan wayang kulit milik bangsa Indonesia.

Fakta yang lain, sayangnya tidak semua generasi muda kita mau mencintai dan mempelajari seni dan budayanya sendiri. Hal itu tidak bisa dipungkiri dengan majunya teknologi dan masuknya budaya asing menjadi pemicu seni dan budaya kita tidak disenangi oleh mereka. Generasi muda justru lebih tertarik dengan lagu-lagu barat, drama korea, dan gaya hidup kebarat-baratan. Sehingga dengan mempelajari seperti seni gamelan,wayang, dan tari justru dianggap menjadi tidak modern dan bahkan dianggap kuno.

Maka dari itu, kita sebagai pewaris seni dan budaya sungguh ironis kalau kita tidak mau menjaga dan melestarikan seni budaya kita sendiri. Jangan sampai anak turun kita, sepuluh tahun ,dua puluh tahun kedepan, justru kita belajar seni pada mereka. Jangan sampai kita nantinya justru hanya menjadi penonton. Sejak dini, melalui dunia pendidikan kita kenalkan seni budaya pada anak-anak didik kita. Tentu kita tidak memaksa meraka harus menjadi pelaku seni atau seniman, tetapi dengan kita mengenalkan kepada meraka kita sudah ikut andil dan berperan serta menjaga dan melestarikan seni budaya kita.