Manfaat Tadarus

oleh : Sadam, S. Ag.

Sebelum membahas masalah manfaat tadarus, lebih dulu membahas pengertian tadarus. Supaya mengerti hakekat tadarus dan manfaat tadarus di bulan Ramadan. Pengertian tadarus adalah mempelajari suatu ilmu tertentu. Jadi tadarus al-Qur’an berarti mempelajarai al-Qur’an, atau dapat membaca, menghafal, mentadaburi, dan bahkan mempelajari al-Qur’an dalam semua aspeknya. Namun mayoritas orang Indonesia, terutama di wilayah perkampungan, tentu tadarus identik dengan membaca al-Qur’an baik secara bersama-sama maupun sema’akan al-Qur’an.

Hal ini lazim dilakukan dikalangan orang Muslim. Akan tetapi di sebuah pesantren, baik pesantren yang tradisional (salafy) maupun pesantren modern, tadarus dapat dilakukan dengan memperbanyak setoran hafalan, bahkan sampai ke pendalalan ilmu tajwid, qiro’ah maupun murottal. Hal ini sangat memungkinkan karena audiennya adalah santri, yang nota benenya adalah punya kempuan diatas rata-rata dalam hal qiroatil qur’an. Transfer of knowladge kepada santri tidak mengalami kendala dan masalah. Tetapi lain halnya di masyarakat umum,  khususnya di masjid-masjid perkampungan, mushola-mushola kampung dan di  langgar-langgar tertentu model tadarus ala pesantren tidak bisa dilakukan.  Karena kendala keilmuan audien yang heterogeny. Al-hasil tadarus dilakukan dengan cara membaca bersama-sama dan atau sema’an dengan jama’ah lain, yang disitu bercampur berbagai usia, dari kakan-kanak sampai usia manula,

Jadi tadarus hanya bisa dilakukan dengan cara sekedar membaca saja itupun belum masuk kedalam ranah penerepan ilmu tajiwid dan makhorijul huruf secara ideal. Boro-boro murottal atau tilawah, ibarat pepatah mengatakan “TANGAN TAK SAMPAI” (kata Asep Irama, dalam lagunya yang berjudul tangan tak sampai).

Dibalik itu semua tadarus al-Qur’an wajib digalakkan dengan sungguh-sungguh dan simultan, agar pada gilirannya nanti bisa menjadi kebiasaan baik untuk menghidupkan sasana Ramadan yang identik dengan tadarus al-qur’an.

Dalam pada itu menurut Abu Nawas As-Shobun dalam kitabnya “Fii Qiro’atil Qur’an wa tadbiron” mengatakan bahwa “Tadarus al-qur’an seorang Muqri (orang yang membaca al-qur’an) minimal harus terpenuhi lima rambu-rambu atau etika agar tadarusan kita membekas dalam diri hati manusia. Lima rambu-rambu atau etika itu antara lain:

  1. Muqri wajib terjaga dari thaharah mandi dan wudhu,
  2. Muqri diusahakan menghadap kiblat dimana saja mereka berada, dengan catatan bila situasi memungkinkan.
  3. Cara membacanya tidak ceoat dan juga tidak lambat (murottal)
  4. Mengindahkan tanda baca waqof (tanda henti) dan washal (tanda terus) baca, baik waqaf mu’anaqah, ghofaron, waqaf lazim, waqaf mutlak waqof jaiz termasuk didalanya saktah serta fawatiuswar (bagaian huruf hijaiyah tanpa harakat yang ditaruh diawal surat, misalnya Yaa Siin, Thoohaa, alif lam miiim dll,
  5. Bila perlu tatkala membaca ayat-ayat yang isinya adalah siksa dan kematian, bila perlu kita membaca sambil menangis dalam hati (nangis kerbau) kalau kita pinjam dalam bahasa jawa. hal ini perlu dilakukan agar kita jadi teringat akan kengerian bila kita berlumuran dosa, agar tersugesti mau berbuat baik dan mau betaubat nashuhah,

Manfaat tadarus dibulan Ramadan atau dihari-hari biasa secara umum adalah sebagai berikut:

  1. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda, artinya yang mengukur besar kecilnya pahala itu hanya Allah, saja, tentunya tergantung keikhlasan hati kita bukan kemahiran kita dalam membaca (lihat buku ta’limul muta’alim) karya KH Maimun Zubair, (Surabaya: Bulan Bintang.cet ke 3. 2016. hlm 68)
  2. Memperearat ukhuwah Islamiyah, asumsinya dengan kita berkumpul dalam atauran prokespun kita dapat bertemu satu sama lain yang disitu terjalin persahabatan dan pertemanan yang pada gilirannya dapat akrab tanpa prangka buruk, sehingga tercipta keakraban yang kental di dalamnya.
  3. Jiwa menjadi tenang dan tentram (tombo ati kalau kita pinjam dalam bahasa jawa) hati tidak gundah gulana dan kemrungsung (dalam bahasa jawa)
  4. Terhidar dari ghibah (gosip), sebab kita bertemu langsung pada orang yang baiuk-baik secara langsung, akhirnya bebas dari ghibah dan buruk sangka pada seseorang.
  5. Mendapatkan syafa’at di alam akhirat,Syafaat disini pertolongan dari Allah yang diberikan kepada orang –orang yang gemar membaca/tadarus al-Qur’an ketika hidup di dunai fana ini. Referensi (HR Imam Amad. HJadits yang ke 1429) dalam A-Lu’lu wal Marjan”