
oleh : Renald Kasali
Mahasiswa saya menyebut kelompok yang antidikotomis ini sebagai mama-reptil. Pemimpin tipe ini adalah pemimpin besar yang tidak terbelenggu pada satu dari dua kategori yang sudah saya bahas dalam empat tulisan terdahulu, yaitu pemimpin mamalia atau pemimpin reptilia.
Benar, banyak sisi-sisi positif dan sisi-sisi terang pada pemimpin reptilia maupun mamalia, tetapi masing-masing memiliki sesuatu keunggulan yang tidak dimiliki oleh yang lainnya. Bayangkan kalau pemimpin cuma baik saja, apa jadinya saat berhadapan dengan “buaya” atau karakter-karakter bengis lainnya? Sebaliknya apa jadinya kalau pemimpin hanya bengis saja, tetapi kebaikannya tidak ada?
Pemimpin besar, menurut Peter Koestenbaum, adalah pemimpin yang mampu mengkombinasikan dua hal yang selalu bersebrangan (paradox). Jadi managing paradox (seperti menggabungkan reptilia dengan mamalia) menjadi sangat penting di sini. Sebab leadership pada dasarnya adalah kombinasi dari sisi strategic (otak kiri) dan sisi personal (otak kanan).
Sisi strategic menyangkut hal-hal bisnis yang memerlukan ketegasan, keberanian dan ketajaman membaca, seperti negosiasi, penetrasi pasar, positioning, pengambilan resiko, keuangan, pergantian orang dan sebagainya. Sedangkan sisi personal menyangkut soal karakter, kejujuran, motivasi, kebebasan, kreativitas, etika, nilai-nilai, tanggung jawab, komitmen, pengorbanan diri, pengembangan orang dan sebagainya.
Pemimpin reptilia dibutuhkan, tetapi ia hanya cocok menjadi pemimpin bidang. Sebut saja bidang keuangan, akuntansi atau menjadi komandan batalyon. Sama halnya dengan pemimpn mamalia yang hanya cocok menjadi manajer SDM, atau marketing. Mereka belum tentu mampu menjadi pemimpin besar, yang misinya adalah pembaharuan. Pemimpin besar itu adalah mama reptil.
Dibekali oleh karakter dan etika yang kuat, serta kompetensi yang memadai, mama reptil menggabungkan sisi mamalia dan sisi reptilia; sisi strategic dan sisi personal. Ia mampu bertindak rasional sekaligus aktif intuisinya, detail dan konteks sama kuatnya. Ia adalah pemimpin yang inspiratif. Ia bekerja dan mendapat legitimasi kepemimpinan bukan hanya sebatas adanya surat keputusan (SK) saja, melainkan karena ia menunjukkan dua hal sekaligus: prestasi dan kebaikan hati.
Orang-orang dengan patuh mengikuti perintahnya karena mereka mengakuinya dan mereka menginginkannya. Terlebih lagi, ia mencetak pemimpin, bukan pengikut (followers).
Dalam konsep ReCode, leadership menjadi sangat penting karena seseorang memimpin bukan cuma memimpin ke bawah (lead down) saja, melainkan juga ke atas (lead up) dan ke samping (lead accross). Seseorang bisa saja tampak hebat dalam memimpin teamnya, tetapi ia bisa kesulitan berhubungan dengan peers di sekitarnya (orang-orang dari bagian lain). Ada juga orang yang baik sekali hubungannya ke atas (ke bos langsungnya), tetapi ia tidak didengarkan di bawah. Dan ada pula orang-orang yang tidak punya masalah apa-apa baik dalam membangun koalisi ke atas, ke bawah, maupun ke samping, tetapi mereka tidak meninggalkan jejak prestasi apa-apa.
Ingatlah, kata kunci dalam leadership adalah to influence (yang artinya Anda punya pengaruh) atau Anda memperoleh respek. Orang ikut Anda karena siapa Anda dan apa yang telah Anda perbuat untuk organisasi dan untuk mereka. Dengan membantu orang lain, pemimpin telah membantu dirinya sendiri. Jadi janganlah menjadi buaya atau menjadi lumba-lumba, jadilah mama reptil.