
Oleh sadam, S.Ag
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الْأَتَمَّانِ الْأَكْمَلَانِ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ :إِنَّ ٱللَهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى
Jama’ah jum’ah rahima kumullah
Pertama melaui member jum’at kalai ini, khatib ingin berwasiat kepdapa diri khataib sendiri dan umumn ya para jamaa’ah rahima kumullah, untuk meningkatkan taqwa kepada Allah, SWT dengan taqwa yang sesungguhnya, yakni menjalanakan perintah-perintah Allah, SWT dan rasulNya dan menkinggalkan larangan-larangannNya, kerena hanya dengan cara itulah kita akan diangkat derajatnya oleh Allah Allah, SWT. Amin amamin Yaa mujibus saa’ailin.
Kedua marilah kita sanjubgkan kepada baginda Rasulullah, SAW yang telah membawa umatnya, dari alam kegelapan hingga alam yang terang benerang ini, tidak lain dan tidak bukan karena perjungan beliai yang muli. Amani
Khatib ingin mengankat sauatu tema dalam khotbah jjuma’at ini yaitu’ PENYAKIT HATI SUM’AH DAN RIYA’SUMBER MALA PETAKA PENGHAPUS AMAL SHALIH
Hadirin jamaa’h jum’ah rakhima kumullah. dalam surat al-Ashr ayat 1-3 disebutkan:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
وَالْعَصْرِ
إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
Hadirin jamaa’h jum’ah rakhima kumullah. dalam hadits eiwatar Muslim disebutkan bahwa: rugi adalah kekecewaan yang tiada tara, karena sutau kesempatan tidak akan bisa kembali lagi adanya. (HR Muslim dari Abu Hurairah r.a)
Hadirin jamaa’h jum’ah rakhima kumullah, menurut Ibnu Khaldun, keruhian seseorang meliputi tiga hal, yaitu:
rugi waktu, rugi kesempatan dan rugi tidak mendapatkan apa-apa, oleh sebab itu bola kita ingin menjadi orang yang tidak rugi, maka alternatifnya adalah menggunakan waktu dalam hidup di dunia dengan seefisin mungkin jangan sampai kita.
Hadirin jamaa’h jum’ah rakhima kumullah, dalam pada itu Rasulullah berrtanya kepada para sahabat, dengan dua pertnyaan, yaitu: Tahukah kalian saya tunjukan kriteria orang yang nagkrut ?. jawab sahabat. mau hari Rasul !, . lalu sahabat Umar menjawab, orang yang tidak bangkrut adalah orang-orang yang serba kecukupan dalam hidup di bunia, Lalu Rasulullah menyangkal lagi, Bukan iti hai Umar, lalu apa sahub umar bin khotob tersebut!, Rasulullah menjawab lagi “ dengan untaian kata-kata yang amat sangat indah “ Orang yang tidak bangkrut adalah orang orang yang bersih hatinya, yakni ikhlas dalam segala amal kegiatan ibadahnya, baik ibadah mahdah maupun ibadah groiru mahdhan,
Hadirin jamaa’h jum’ah rakhima kumullah, oleh sebab itu agar amaliah kita utuh dansempurna maka mau tidak mau wajib hukumn ya untuk menghindari sum/ah dan riya’, dimana riya dan sum’ah itu dua penyakit hati yang dapat mengholangkan kebaikan kita yang selama ini kita tabing dan kumpulkan, Sebagaimana Hadits Riwayat nasai dari Abu hiuraoroh r.a yang artinya “Jauilah olehmu hasad, raya, dan sum’ah, karena riya, sum’ah dan hasad itu dapat menghilangkan kebaikan yang kita tabung, sebagaiman apai makan kayu bakar.”
Hadirin jamaa’h jum’ah rakhima kumullah, sebagao orang muslim yang militant dan istoqomah, tidak ada jalan ;lain yang termulia, yaitu meninggalkan sejauh-jauhnya [perbuatan riya’ sum’ah dan hasad, sehingga amaliyah kita yang kita kumpulkan untuk bekal di kahirat nanti dapat kita petik dengan baik, sebagai perisai dasn bekal kita do alam baka nanti.
. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ
DOA KHOTBAH KE DUA
Ya Allah, saat ini kami bersimpuh di hadapan-Mu menghaturkan segala puji atas segala nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.
Ya Allah, kami sadar, bahwa kami ini makhluk yang sangat lemah, untuk itu ya Allah, berilah kami kekuatan untuk mampu mengatasi segala cobaan yang sedang menimpa diri kami termasuk pandemi Covid-19 ini.
Ya Allah, pererat silaturrahim di antara kami, kuatkan kerjasama dan hindarkan silih- sengketa di antara kami.
Ya Allah, jauhkan rasa takabur, sikap congkak yang hanya akan membuat kami menjadi lengah dan lalai.
Ya Allah, tanamkanlah pada diri kami ketaatan kepada-Mu serta semangat berqurban utnuk membantu sesama yang menderita.
- Allohumma qowil islam, minal muslimina wal muslimat . al ahyaa’i minhum wal amwat, innaka sami’n qoribu mujibud da’wat wa yaa khodiyal hajat.
- Allahuma thowil umurona, wa ahsin a’malana, wa wasi’ arzaqona, wa shohih ah laaqona innaka syai’ing qodir
- Allohumma ini as aluka, ilman naafi’ah, warizqon wasi’ah, wa amalan maqbulan, wa rodho hasanan, innaka ala kulli saying qodir.
- Robbana taqobal minna, sholatana, wa shiyamana, wa qiroatanal qur’an, wa muamalatana, waqoribna fil Jannah
- Allahumad fa’ anal bala’a, wal ghola’a wal waba’a, wa tho’uuna, wal fahsyaa’a, wal mungkar, wal baghya, wa suyuu’a, mugtalifa, wa sadaa’idza, wal miihan, maa dhoharo wamaa bathoon, wamin budanil muslimiin kaaffah amah, innakla ‘ala kulli syaiing qodir.
- Allahumma laa syahla, illaq maa ja’altahu wa anta taj’alul hasna idzaa syi’ta jahlan
- Alahumma robbinnaas, Adhibu ba’sa wasfiihu, wa anta syafiiuka syifaa’an Laa yughodiru stasaqoma.
- Robbana aatina fiddunya hasanah wafil aakhiroti hasanah, waqina adzaabannar, wa ad hilna ma’al abrorm Yaa Aziizu Yaa ghoofar, Ya Robbal ‘Alamin wal handulillahu robbil ‘Alamin.