
Oleh: Sadam, S. Ag
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الْأَتَمَّانِ الْأَكْمَلَانِ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ :إِنَّ ٱللَهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى
Qolallahu ta’ala fil qur’anil karim. Audzubillahiminas Nirojiim:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى
Artinya: dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.
Sabda Nabi Muhammad, saw” Wa husnudhanu alallah, fainna ibadatana khoiron’
BArtinya: Berbaik sangka terhadap Allah termasuk ibadah yang baik. (HR. Abu Dawud
Jam’ah jum’ah rahima kumullah
Hampir dua tahun jalan, virus Corona melanda dunia umunya dan Indonesia khususnya, saat itu juga berbagai daya upaya manusia seantero dunia berlomba-lomba mencegahnya dengan vaksin dan obat mujarab lainnya, tapi belum membuahkan hasil yang berarti,
Disamping itu banyak orang pula berspekulasi, apa ini peringatan Allah kepada kita semua, apa memang Allah sudah mulai murka dengan hamba-hambanya terlebih yang tidak kunjung juga bertaubat untuk menjauhkan dari maksiyat dan dosa.
Jam’ah jum’ah rahima kumullah
Tapi selaku muslim yang istiqomah dan bertaqwa, seyogyanya tidak bershu’udzan kepada siapa saja, apalagi bersu’udzan kepada Allah, Sebagaimana Disebutkan dalam suatu Riwayat:
” Wa husnudhanu alallah, fainna ibadatana khoiron’
Artinya: Berbaik sangka terhadap Allah termasuk ibadah yang baik. (HR. Abu Dawud.
Jam’ah jum’ah rahima kumullah
Dalam kitab Nasihul ibad karya Ulama besar Madinatul Munawaroh bernama Mushonif, (Ulama Muhadtasin tatkala zaman sahabat Umar bin Khotob: Beliau pernah bersabda dari Musnad Abu Dawud : Ada 2 penyebab mengapa Allah memberikan wabah yang tidak kunjung reda kepada hamba-hambaNya, baik yang beriman atau tidak beriman:, antara lain:
Revolosi mental tidak dijalankan:, Pendidikan karakter tidak dindahkan, yakni: Kebanyakan manusia tidak mengindahkan hukum kebenaran yang datang dari Allah dan RasulNya, yaitu al-Qur’an dan al-Hadits.
Sebagaimana Firman Allah dalam Qs al-Maidah ayat 43:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلا وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
Artinya: Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (Qs al-Maidah ayat 43)
Allah juga mengulang dengan redaksi yang sama tapi masifnya berbeda dan lebih tegas:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
لَهُ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُ
Artinya: Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang dhalim (Al-Maidah: 45)
Allah ‘Azza wajalla berfirman (hadits Qudsi): “Hai anak Adam, Aku menyuruhmu tetapi kamu berpaling, dan Aku melarangmu tetapi kamu tidak mengindahkan, dan Aku menutup-nutupi (kesalahan-kesalahan)mu tetapi kamu tambah berani, dan Aku membiarkanmu dan kamu tidak mempedulikan Aku. Wahai orang yang esok hari bila diseru oleh manusia akan menyambutnya, dan bila diseru oleh Yang Maha Besar (Allah) dia berpaling dan mengesampingkan, ketahuilah, apabila kamu minta Aku memberimu, jika kamu berdoa kepada-Ku Aku kabulkan, dan apabila kamu sakit Aku sembuhkan, dan jika kamu berserah diri Aku memberimu rezeki, dan jika kamu mendatangiKu Aku menerimamu, dan bila kamu bertaubat Aku ampuni (dosa-dosa)mu, dan Aku Maha Penerima Taubat dan Maha Pengasih.” (HR. Tirmidzi dan Al Hakim)
Jam’ah jum’ah rahima kumullah
Contoh: Bentuk kejadian-kejadian yang kita saksikan sekarang ini, antara lain:
Undang-Undang jabatan presiden yang semula maksimal dua tahun, dipalsakan diganti dengan sesuka hati menjadi 3 tahun,
Penginiayaan terhadap orang orang yang menegakkan kebenaran dan kejujuran dalam ranah Negara Hukum. contoh: Novel Baswedan diiram orang yang tak dikenal, sehingga cacat dan buta matanya yang satu.
Melegalkan orang asing tinggal dan menetap di Indonesia dengan begitu mudah konon ngurus KTP WNA menjadi WNI cukup memakan waktu ½ jam saja Sebuah Anekdot Mahfud. MD( Sumber KR tanggal 12-3-2020 halaman 4)
Perusak Negara sebetulnya adalah orang-orang yang ahli dalam skil tertentu, seperti: orang yang merusak Hukum adalah orang-orang yang ahli hukum, perusak Negara adalah orang-orag yang ahli dalam tata Negara dan masih banyak contoh lainnya.
Kurang amanah bahkan tidak amnah sama sekali dalam mengemban tugas dimuka bumi, bsebagaimana Firman Allah dalam Qs al-Ahzab; 72
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
إِنَّا عَرَضْنَا الأمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولا
Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dhalim dan amat bodoh.
Jam’ah jum’ah rahima kumullah
Ayat ini masih bersifat ‘Am (umum), sehimgga butuh ta’wil yang memadai dari para ahli, Dalam pada itu menurut Tafsir Ibnu Katsir kata “أَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا “ memiliki makna khoss, yakni khusus, yaitu manah kholifah fil ard”, kholifah atau pemimpin di muka bumi, ialah manusia yang memiliki kesempurnaan ciptaan Allah, punya fikir, punya akal, dan budi yang bisa berinovasi dan bisa membedakan antara yang benar dan salah, yang baik dan yang buruk dll.
Jam’ah jum’ah rahima kumullah
Logikanya, yang akan dituntut untuk mengemban amanat dimuka bumi adalah maniusia, bukan yang lain. Sebab manusia merupakan mahluk Allah yang tersempurna dan paripurna, sehingga Allah wanti wanti untuk senantiasa menjaga amanah yang diberikan Allah, untuk dipertanggungjawabkan kelak diakhirat.
Jam’ah jum’ah rahima kumullah
Drmikian khotbah jum’at yang bisa kami sampaikian semiga ada manjaatnya,
. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ
DOA KHOTBAH KE DUA
Ya Allah, saat ini kami bersimpuh di hadapan-Mu menghaturkan segala puji atas segala nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.
Ya Allah, kami sadar, bahwa kami ini makhluk yang sangat lemah, untuk itu ya Allah, berilah kami kekuatan untuk mampu mengatasi segala cobaan yang sedang menimpa diri kami termasuk pandemi Covid-19 ini.
Ya Allah, pererat silaturrahim di antara kami, kuatkan kerjasama dan hindarkan silih- sengketa di antara kami.
Ya Allah, jauhkan rasa takabur, sikap congkak yang hanya akan membuat kami menjadi lengah dan lalai.
Ya Allah, tanamkanlah pada diri kami ketaatan kepada-Mu serta semangat berqurban utnuk membantu sesama yang menderita.
Allohumma qowil islam, minal muslimina wal muslimat . al ahyaa’i minhum wal amwat, innaka sami’n qoribu mujibud da’wat wa yaa khodiyal hajat.
Allahuma thowil umurona, wa ahsin a’malana, wa wasi’ arzaqona, wa shohih ah laaqona innaka syai’ing qodir
Allohumma ini as aluka, ilman naafi’ah, warizqon wasi’ah, wa amalan maqbulan, wa rodho hasanan, innaka ala kulli saying qodir.
Robbana taqobal minna, sholatana, wa shiyamana, wa qiroatanal qur’an, wa muamalatana, waqoribna fil jannah
Allahumad fa’ anal bala’a, wal ghola’a wal waba’a, wa tho’uuna, wal fahsyaa’a, wal mungkar, wal baghya, wa suyuu’a, mugtalifa, wa sadaa’idza, wal miihan, maa dhoharo wamaa bathoon, wamin budanil muslimiin kaaffah amah, innakla ‘ala kulli syaiing qodir.
Allahumma laa syahla, illaq maa ja’altahu wa anta taj’alul hasna idzaa syi’ta jahlan
Alahumma robbinnaas, Adhibu ba’sa wasfiihu, wa anta syafiiuka syifaa’an Laa yughodiru stasaqoma.
Robbana aatina fiddunya hasanah wafil aakhiroti hasanah, waqina adzaabannar, wa ad hilna ma’al abrorm Yaa Aziizu Yaa ghoofar, Ya Robbal ‘Alamin wal handulillahu robbil ‘Alamin.