Khotbah Jum'at : Makna atau Hikmah dalam Berqurban

Oleh : Kisandrianto, S.Pd.

إِنَّ اْلحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِناَ. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضَلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَا دِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. الَّلهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّد وَ عَلىَ اٰلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَياَعِبَادَ اللهِ. أُصِيْكُمْ وَإَيّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,

Hari raya Idul Adha sudah kita lewati beberapa waktu yang lalu. Tentunya sebagai seorang muslim kita tidak bisa meninggalkan begitu saja hari raya yang maknanya justru lebih besar daripada hari raya Idul Fitri. Umumnya di daerah Indonesia yang paling besar adalah hari raya Idul Fitri, tetapi beda dengan negara lain terutama kawasan Timur Tengah hari raya Idul Adha ini justru yang paling besar. Mengapa paling besar? Hal ini dikarenakan masalah perbedaan budaya antara orang Indonesia dengan bangsa Arab khususnya wilayah Timur Tengah. Perayaan hari kurban itu di Arab lebih semarak dan panjang ketimbang di Indonesia. Sementara libur Idul Adha di Indonesia hanya sehari, di Arab pelajar bisa libur sampai dua bulan! Masyarakat di sana biasa menyambut Idul Adha dengan kegiatan Tasyabbuh bil Arafah atau serupa dengan ibadah haji di Arab Saudi. Mereka berkumpul di masjid untuk berpuasa dan mengaji. Kegiatan itu berlangsung hingga hari raya Idul Adha 10 Zulhijjah.

Seusai salat Idul Adha pun banyak anak kecil lalu-lalang di jalanan, sementara takbir terus bergema di masjid-masjid hingga tiga hari setelahnya (takbir Idul Adha dianjurkan hingga tanggal 13 Zulhijah. Dan tempat pemotongan hewan ramai dikunjungi untuk persiapan ibadah kurban.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,

Ada beberapa makna atau hikmah dalam berqurban :

Berqurban sesuai dengan esensinya adalah untuk lebih taqarub (lebih dekat pada Allah SWT) dan pribadi yang bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah pada kita. Setidaknya sesuai dengan implementasi Surat Al Kautsar terutama di ayat 2 ;

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Artinya: “Maka kerjakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).”

Dengan berqurban, kita mempunyai nilai kebajikan di mata Allah dengan menginfakkan harta yang kita cintai. Hal ini terdapat dalam Surat Al Imran ayat 92 ;

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْم

Artinya :

“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui”.

Ayat ini juga disambungkan dengan Surat Al Baqarah:177 yang berbunyi

 لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ ۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْا ۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ

Artinya :

Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Sebagai Saksi Amal Kebaikan di Akhirat

Dalam HR. Ibnu Majah, dijelaskan bahwa, “Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai Allah SWT dari mengalirkan darah. Sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulunya. Sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah SWT sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.”

Sebagai Bentuk Berbagi Kepada Sesama (Sedekah Sosial)

Ibadah kurban juga merupakan bentuk kepedulian dan kemanusiaan karena daging yang didapat didistribusikan kepada masyarakat sekitar dan masyarakat yang perekonomiannya kurang. Terlebih di masa pandemi ini di mana semua masyarakat mengalami kesulitan ekonomi, maka dengan berqurban menjadi salah satu solusi untuk bisa berbagi dengan sesama.

Menjauhkan dari sifat kikir dan menjadi orang yang beruntung

Boleh dikatakan, berqurban adalah sodaqoh yang paling besar dibanding sodaqoh yang lainnya terutama untuk sodaqoh yang sifatnya kecil-kecil. Dalam surat at-Thaghabuun ayat 16 Allah SWT berfirman yang artinya:

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah, dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Dalam (QS Ali Imran [3] : 180) Allah SWT berfirman ;

“Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan”

Harta yang kita punyai ini tidak akan dibawa mati dan hanya akan jadi rebutan oleh pewaris kita nanti. Namun harta yang kita punyai akan punya arti jika kita manfaatkan untuk tabungan amal kita di akhirat nanti.

Mendapat Pahala yang Besar di sisi Allah.

Pahala bagi orang yang berqurban diumpamakan seperti banyaknya bulu binatang yang disembelih. Rasulullah SAW bersabda, “Pada tiap-tiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Maka sungguh ironi sekalian jika kita mau memanfaatkan moment yang baik dalam Idul Adha ini.

Sebagai bentuk syiar agama Islam

Dengan dikumandangkannya takbir di beberapa masjid, mushola, atau kalau sebelum pandemi ini takbir keliling di jalan-jalan, kampung-kampung, gang-gang kecil dan sebagainya, memberikan nilai lebih dalam kegiatan beragama utamanya adalah syiar agama Islam.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فىِ اْلقُرأنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الاٰيَاتِ وَالذِّكْرَ اْلحَكِيْمِ، وَ تَقَبَّلَ مِنيِّ وَ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الَسمِيْعُ اْلعَلِيْم

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، وَاْلعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلَّا عَلىَ الظَّالِمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، الملِكُ اْلحَقُّ اْلُمبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اْلَمبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالمِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَاأَيُّهاَالْإِخْوَانُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,

Dari paparan yang khatib sampaikan tadi, setidaknya bisa kita tarik kesimpulan, bahwasannya ibadah qurban mempunyai nilai yang lebih di mata Allah. Dalam Surat Al Kautsar ayat 1 dan 2 dikatakan,” Sesungguhnya telah aku telah berikan nikmat yang sangat banyak padamu, maka shalatlah dan berqurbanlah. Dari sini sudah sangat jelas bahwa perintah berqurban itu beriringan dengan perintah sholat. Walaupun banyak ulama yang menegaskan bahwa hukum qurban itu adalah sunah muakad (sunah yang sangat dianjurkan) namun bukan berarti kita tidak mau untuk berqurban. Setidaknya dengan kita berqurban kita akan dijauhkan dari sifat kikir dan menjadi pribadi yang tidak gila dengan harta. Perintah firman Allah sudah jelas dalam Surat Al Baqarah:177 bahwa kita tidak akan memperoleh nilai kebajikan di mata Allah jika kita tidak mau menafkahkan harta yang kita cintai di dunia ini.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,

Marilah kita akhiri kajian jum’at ini dengan berdo’a semoga Allah mengabulkan doa yang kita minta hari ini

اَلَّلهُمَ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، اَلأَحْيَاِء مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ  مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ، فَيَاقَاضِيَ اْلحَاجَاتِ.اَلَّلهُمَ إِنَّانَسْأَلُكَ اْلهُدَى وَالتُّقَى وَاْلعَفَافَ وَاْلغِنىَ.

رَبَّناَ هَبْ لَناَ مِنْ أَزْوَاجِناَ وَذُرَّيَّاتِناَ قُرَّةً أَعْيُنٍ وَاجْعَلْناَ لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَاماً. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ اْلوَهَّابُ.

رَبَّناَاٰتِناَ فِي الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِى اْلأٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعَزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلىَ اْلمُرْسَلِيْنَ، وَاْلحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْن