oleh : Beni Ary, S.Pd.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah
Air hujan yang turun dari langit sesungguhnya rahmat dan karunia dari Allah SWT. Hal ini telah Allah ingatkan dalam firman-Nya:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً مُّبٰرَكًا فَاَنْۢبَتْنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الْحَصِيْدِ
“Dan kami turunkan dari langit air yang diberikan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.”[QS. Qof: 9]
Turunkan hujan juga membuka kesempatan bagi kita untuk mendulang amal sholih seperti berdoa kepada Alloh saat melihat hujan turun dengan kalimat
اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
Arti: ”Ya Alloh curahkan hujan yang bermanfaat“[HR. Al-Bukhori 1032]
Bahkan Rosulullah menyikap pakaiannya saat awal-awal turunnya hujan sehingga air hujan mengenai tubuh beliau [HR. Muslim 1494]
Hal itu beliau lakukan guna mengharap berkah dari Alloh melalui air hujan yang baru saja Alloh turunkan. Saat hujan turun juga dianjurkan banyak-banyak berdoa karena pada saat itu termasuk waktu yang maqbulnya doa.
Hadirin Jamaah jumat Rahimakumullah
Rosulullah bersabda,”Carilah mustajabnya doa pada tiga waktu yaitu saat berhadapan dua pasukan perang, saat menjelang iqomat sholat, saat turunnya hujan [shohihul Jami’ 1026]
Maka orang yang menyesalkan turunya hujan adalah orang yang tidak pandai bersyukur kepada nikmat Alloh SWT. Perbuatan seperti itu merupakan kufur nikmat(dosa besar) yang bisa menjadi sebab dicabutnya nikmat-nikmat Alloh yang lain. Padahal boleh jadi kegiatannya itu di berkahi lantaran turunnya hujan.
Adapun mengundang pawang hujan hukumnya sama seperti mengundang dukun (paranormal). Perbuatan ini juga termasuk dosa yang besar yang menjerumuskan orang kepada kekufuran. Apalagi dengan berbagai sesajen dan pernik-perniknya. Dikatakan bahwa perbuatan tersebut seperti melihat semut hitam diatas batu hitam pada malah hari, maka kita harus selalu menjaga akidah kita agar tidak goyah.
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Rosulullah mengingatkan
من أتى كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد
“Barangsiapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad (Al-Qur’an).”
[HR. At-Tirmidzi 135 dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam “Irwa’ul Gholil” 6817]
Al-Qur’an telah menegaskan bahwa tidak ada yang mengetahui perkara gaib kecuali Allah. Sedangkan turunnya hujan termasuk perkara yang gaib. Maka mempercayai orang berkemampuan mengendalikan hujan berarti dia telah mengakui adanya pihak yang Mahatahu perkara gaib selain Allah. Ini adalah keyakinan syirik dan bila pelakunya mati belum sempat bertaubat kepada Allah maka tempatnya di neraka kekal selama-lamanya.
Allah berfirman,
اِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوٰىهُ النَّارُ ۗوَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ
“Barangsiapa yang berbuat syirik, maka sungguh Allah haromkan atasnya untuk masuk surga, dan tempatnya di neraka. Dan tidak ada bagi orang yang zalim seorang penolongpun.”[QS. Al-Ma’idah: 72]
Lalu bagaimana bila ternyata hujan benar-benar tidak turun? Jangan Anda terpedaya karena yang demikian itu adalah ujian dari Allah. Sesungguhnya syaithon hendak mempermainkan manusia agar mau menghambakan dirinya kepada selain Allah.
Rosulullah telah mengabarkan, bahwa syaithon dari kalangan jin mencuri dengar berita langit lalu dia sampaikan satu berita itu kepada pengabdinya dari kalangan dukun yang dicampur dengan seratus berita dusta. Oleh sebab itu terkadang ada berita dari para dukun yang tidak meleset terjadi, akan tetapi semua itu adalah ujian dari Allah.
Beberapa hikmah hujan sebagaimana disunahkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:
Waktu terbaik untuk berdoa adalah saat turun hujan. Hal ini seperti disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadis dari Sahl bin Sa’d.
“Dua doa yang tidak akan ditolak, yaitu doa ketika adzan dan doa ketika turunnya hujan.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi).
Apabila hujan turun sangat lebat, maka dianjurkan untuk tidak mencela hujan, melainkan membaca doa.
Rasulullah SAW mengambil berkah saat turunnya hujan. Hal ini dilakukan dengan menyikap baju hingga dibasahi air hujan. Perbuatan tersebut menurut an-Nawawi dilakukan Nabi untuk mengambil berkah dari hujan yang diturunkan oleh Allah SWT. Sunah ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Abu Dawud yang artinya sebagai berikut: Ini juga diamalkan dalam ashab syafiiyyah (mazhab syafii) saat terjadi hujan deras yang membahayakan tubuh.
Air hujan termasuk air yang suci dan bisa menyucikan. Ia bisa digunakan untuk berwudu dan membersihkan najis.
Ada pendapat ulama untuk berwudu dengan air hujan yang langsung jatuh dari langit. Air hujan yang sempat tertampung di atas atap rumah dikhawatirkan kotor dan tidak bersih.
Selain itu KH. Bahauddin Nursalim atau Gus Baha dalam ceramahnya yang diunggah di media sosial mengatakan bahwa meminum (atau berwudu) air hujan langsung tanpa perantara mempunyai kadar halal tertinggi. Ini karena belum bersentuhan dengan media yang memungkinkan ada potensi keharaman.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ؛
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
Tinggalkan Komentar