oleh : AMK Affandi
“Wahai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat dan pelajaran (Al-Qur’an) dari Rabb-Mu, penyembuh dari penyakit–penyakit dalam dada (dalam hati manusia) dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman. (Yunus 10 : 57)
Berhias diri tentu sudah menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Allah menyukai pada keindahan, keserasian dan keselarasan. Allah sendiri menyebutkan Maha Indah. Berhias diri bukan semata-mata untuk memamerkan pakaian, kepemilikan pribadi dengan dalih agar dikagumi oleh orang lain. Bersolek memiliki tujuan supaya dilihat tampak indah. Keserasian dan keselarasan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika bermasyarakat.
Namun, kata Rasul, sebaik-baik berhias adalah menjaga akhlak. Bukankah Rasulullah sendiri telah berjanji bahwa Ia diperintah oleh Allah hanya untuk menyempurnakan akhlak. Disamping akidah, Rasulullah sangat mewanti-wanti kepada umatnya untuk selalu menjaga perilaku yang baik atau berakhlakul karimah. Ada tiga macam karakter yang menjamin seseorang terbebas dari kemalangan, kesusahan ataupun bernasib tidak baik.
Pertama, menjaga amanah. Salah satu perilaku seseorang yang selama ini terabaikan adalah menjaga dirinya sendiri. Tak sedikit dari rekan kita terpelesat dari urusan bertetangga. Barang sepele namun dapat menyebabkan putusnya hubungan bertetangga. Mulanya hanya sebuah tulisan sederhana lewat massanger ataupun media sosial, tetapi berakhir dengan tidak bertegur sapa sampai bertahun-tahun.
Apabila kita berinteraksi dengan orang lain, selalu ada amanah didalamnya. Bentuk amanah tersebut meliputi kewajiban dan hak antar manusia. Keberadaan manusia memiliki posisi yang sama. Tak ada yang lebih dari yang lain. Yang membedakan hanyalah profesi kita masing-masing, yang harus saling menghargai.
Kedua, bicara jujur. Apakah bicara jujur hanya dimiliki oleh anak kecil? Apakah dengan berkata jujur, menjadikan tidak nyaman? Keselamatan terancam? Berbagai macam sebab orang berkata tidak jujur. Kejujuran seakan menjadi barang yang langka dan teramat mahal untuk diucapkan. Kita begitu sering menemukan diri kita sendiri berbohong hanya untuk membuat orang lain merasa nyaman. Namun, apakah kebohongan ini akan terus disimpan dan dipupuk, untuk dijadikan sebagai bahan mendirikan bangunan kebohongan?
Ketiga, menjaga kesucian. Kesucian lahir biasanya berbanding lurus dengan kesucian jiwa. Orang yang selalu menjaga kesucian raga (biasanya diujudkan dalam bentuk wudlu), akan terjaga dari perilaku tercela. Menyucikan diri merupakan salah satu usaha untuk mendekati kesempurnaan. Orang yang selalu bersuci biasanya mengejar : kesabaran, kemurahan hati, kelembutan, ketabahan dan lain-lain. Karakter karimah ini seperti menapaki tangga menuju sifat ilahiah.
Tinggalkan Komentar