
Karya : Emi Mustaqimah, S.Pd
Pagi ini tidak seperti hari sebelumnya, matahari begitu cerah dan menampakan cahayanya, udara begitu segar dan hari yang siap untuk beraktifitas seperti biasa. Ujian praktik kelas IX memasuki hari yang ke 3, aku yakin hari ini ada hal baru dalam setiap obrolan dengan anak-anak, kelucuan, keluguan, optimisme mereka dalam setiap langkah untuk menempuh ujian sangat tampak terlihat dari raut wajah mereka, meskipun ada sebagian yang masih takut, ragu-ragu, dan tidak percaya diri akan tetapi satu kata yang mereka tuju yaitu saya harus ujian praktik.
Saat ku jalankan kendaraanku keluar dari gang, tak sengaja berpapasan dengan seorang ibu dan kita memanggilanya simbah JN yang bersiap untuk menyambut rezeqi dengan berjualan telur kampung, telur bebek dan pisang di pinggir jalan. Seperti biasa kusapa simbah JN dengan senyum, “Mbah, mau jualan ya?, Tanyaku. “Iya mbak, ini mumpung cerah”, jawabnya. “Mari saya antar”, sambil ku siapkan posisi duduk supaya naik”, sapaku. “Iya mbak”, jawabnya. Dalam perjananan simbah bercerita kalau sekarang apa-apa susah, kadang ramai kadang sepi, dan beliau juga bercerita setengah mengeluh kalau beliau tidak mendapatkan bantuan seperti tetangga si A atau si B, tapi beliau yakin bahwa Allah SWT tetap akan memberikan rezeqi buat manusia yang berusaha. Mak Jleb, kata simbah tadi sangat bermakna. Sampailah saya di tempat biasanya simbah berjualan, saya pinggirkan kendaraanku di tempat biasa simbah menggelar daganganya.
Era globalisasi, era internet dimana semua bisa didapat dengan sangat cepat dan mudah, tinggal klik semua sudah bisa tersedia, tapi bagaimana dengan simbah JN, beliau tak kenal teknologi, HP saja ga punya, tinggal sendirian, dan jauh dari fasilitas layak. Berjualan online menjadi salah satu strategi dalam pemasaran, sedangkan simbah JN hanya berusaha dan berharap ada kendaraan yang berhenti untuk melihat dan membeli dagannya. Kepasrahan kepada Allah Swt, ikhtiar yang beliau lakukan menjadi awal kekuatan untuk selalu berharap atas ridho Allah Swt, bahwa rezeqi Allah tidak akan tertukar. Seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 195
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al Baqarah : 195).
Ku nyalakan kendaraanku, sebelum aku berangkat, simbah JN memberikan ucapan terimakasih, dan mendoakan dengan banyak ucapan, kemudian aku Aamiinkan. Ku laju kendaraanku dengan cepat supaya tepat waktu saat di tempat kerjaku. Lampu merah terasa lama, ya begitulah dengan kemacetan yang relative tinggi saat pagi membuat kita harus bersabar, semua kendaraan satu tujuan yaitu segera sampai ke tempat tujuan dengan sehat dan selamat.