Konsolidasi Organisasi

Konsolidasi dalam sebuah organisasi termasuk faktor yang sangat menentukan keberlangsungan sebuah lembaga. Konsolidasi yang merupakan padanan dari penguatan atau pengukuhan, dimaksudkan agar unsur-unsur yang ada dalam organisasi itu dapat menyatu dengan erat. Tidak cerai berai.  

Kalau menurut istilah, konsolidasi memang diprioritaskan pada organisasi yang mengalami perpecahan. Konsolidasi disini, dimaksudkan untuk menyatukan lagi kesepahaman dalam organisasi. Maka diperlukan penyamaan persepsi.  

Bila persepsi tentang konsolidasi sudah sudah dipahami secara bersama-sama, maka marilah kita potong lagi yang lebih kecil yaitu rapat kerja (raker). Kegiatan raker SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta dilaksanakan di Dieng Kledung Pass. Lokasinya di tengah-tengah antara gunung Sindoro dan Sumbing. Tau tepatnya sebelah selatan tempat rekreasi Posong, Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Pelaksanaannya pada hari Jum’at – Sabtu, 21 – 22 Juli 2023.   

Rapat kerja yang dihadiri oleh guru dan karyawan lengkap, juga kedatangan dari Persyarikatan Muhammadiyah. Dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta, Bapak H. Aris Thobirin, M.Si. Dari Majelis Dikdasmen, Bapak Dr Ishafit, M.Si, dan Bapak Ridwal sebagai wakil dari Komite. 

Komite yang merupakan mitra kerja dengan sekolah, berharap agar rapat kerja tahun ini bukan hanya kegiatan rutin. Namun harus menghasilkan mutu pendidikan di sekolah. Memperhatikan karakteristik siswa dan mengayomi semua siswa tanpa membeda-bedakan. 

Dalam paparannya, H. Aris Thobirin menekankan 4 fungsi guru, yaitu sebagai pendidik, penerus bangsa dan kader Muhammadiyah. Keempat fungsi itu harus menyatu dalam diri seorang guru di Muhammadiyah. Selanjutnya, sebagai guru harus memiliki kompetensi : keberagamaan, intelektual, keahlian, serta kepemimpinan. 

Sementara keynote speaker yang disampaikan oleh Bapak Dr. Ishafit, M.Si. meminta kepada SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta untuk menangani pendidikan secara serius. Sebab sampai akhir ini, sektor pendidikan masih belum bangkit dari kenyamanan. Pendidikan hanya dipandang sebagai efek dari bidang lain, belum menjadi musabab utama dalam kehidupan sehari-hari.