Melihat gambar di atas, teringat Sembilan tahun yang lalu. Tiba-tiba bangun pagi dikagetkan dengan hamparan debu yang merata. Masih dalam kebimbangan, antara debu Gunung Merapi atau Gunung lainnya.
Setelah kutengok info pagi hari, ternyata Gunung Kelud meletus dan meninggalkan jejak berupa debu. Kamis, 13 Februari 2014 malam hari, tepatnya pukul 22.15, gunung yang terletak di perbatasan, Kediri, Blitar dan Malang melakukan aktivitasnya dengan memuntahkan debunya.
Serbuk bumi yang disemburkan sampai ke Jawa Barat yang jaraknya ratusan kilometer. Bahkan ada informasi yang menyebutkan sampai Sumatra Selatan. Mengapa tepung isi bumi terbang hingga jauh melayang? Ternyata kuncinya pada ketinggian dan kecepatan angin. Ketinggian tercatat sampai 17 km. Volume material yang dimuntahkan mencapai 120 juta meter kubik. Dapat dibayangkan, betapa dahsyatnya kekuatan energi bumi yang menembakkan debu ke atas.
Jum’at keesokan harinya, kami tetap berangkat ke kantor, karena belum ada informasi secara resmi dari sekolah tentang kejadian itu. Al hasil, sekolah juga telah diselimuti debu kiriman gunung Kelud. Semuanya telah sepakat, satu warna. Warna debu.
Beberapa hari berikutnya, sekoalh memang sengaja tidak melakukan aktivitas seperti biasanya. Hanya kesibukan gotong royong menyingkirkan serbuk alam. Harapan semua orang saat itu, segera turun hujan. Dentingan tetes hujan amat dinantikan demi menyapu bubu kalam tersebut.
Gunung kelud, dalam sejarah, tercatat mulai beraktivitas pada tahun 1311. Hingga tanggal 3 – 4 Januari 1864 belum ada catatan secara rinci. Dalam notasi Badan Geologi ada sekitar 18 peristiwa yang tidak terpantau, mengingat keknologi belum ada saat itu. Goyangan gunung Kelud baru terdokumen 22 – 23 Mei 1901. Ada catatan tersendiri, tentang keaktivan gunung Kelud.
Saya nukilkan peristiwa letusan pada tanggal 22 dan 23 Mei 1901.
Letusan G. Kelud terjadi pada tengah malam antara tanggal 22 dan 23 Mei 1901. Letusan pertama terjadi sekitar pukul 00.00 – 01.00. Selama dua jam aktivitas erupsi semakin meningkat dan pada pukul 03.00 letusan utama terjadi. Asap letusan pekat membumbung dari kawah Kelud, kemudian hujan lapilli mulai terjadi di sekitar Kelud.
Segera setelah lapilli jatuh, diikuti dengan debu basah dan lumpur. Kejadian selanjutnya berupa hujan abu panas. Di Kediri abu panas mulai turun sekitar pukul 03.30 dan bau belerang tercium di segala tempat. Letusan terdengar sampai jarak jauh bahkan sampai di Pekalongan.
Distribusi hujan abu sampai mencapai Sukabumi dan Bogor. Letusan Mei 1901 ini terjadi setelah selang waktu sekitar 37 tahun masa tenang yaitu sejak letusan tahun 1864. Letusan ini terjadi masih berada di dalam kawah Kelud dan tidak mengakibatkan hancurnya dinding kawah.
Informasi yang diperoleh menjelang letusan bahwa sekitar 12 hari sebelum letusan terlihat air danau kawah Kelud mendidih. Zona pendidihan tersebut membentuk lingkaran besar di permukaan danau kawah.
Pada saat letusan sebagian air danau kawah terlemparkan. Diperkirakan volume air danau kawah sekitar 38 juta meter kubik sebelum letusan. Material padat yang dilemparkan selama letusan kira- kira 200 juta meter kubik.
Korban jiwa cukup banyak namun informasi tentang jumlahnya tidak jelas. Pada tanggal 11 Juli 1907 dilakukan penggalian di lereng barat untuk mengurangi volume air danau kawah, namun hanya berkurang setinggi 7,4meter atau pengurangan volume sebesar 4,3 juta meter kubik.
Bahan bacaan: https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/538-g-kelud?start=1
Komentar Terbaru