Oleh : Priyoto, S. Pd.
Dalam budaya Jawa ada istilah “Bejo Kemayangan”. Artinya orang yang sangat beruntung. Tanpa usaha yang maksimal, tapi memperoleh hasil yang banyak. Bahkan melebihi dari apa yang dibayangkan. Orang yang bejo, mengalahkan orang yang cerdik pandai, orang yang kaya, atau bahkan orang yang sedang berkuasa. Orang beruntung tidak dapat diraih.
Sebagi orang muslim, orang yang beruntung ini patut bersukur. Dengan bersukur kepada Allah kita masih diberi kesempatan untuk hidup dan berkumpul ditempat dengan nikmat umur ini kita gunakan dengan sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah. Dalam al Qur’an disebutkan bahwa orang yang beruntung antara lain:
Pertama, orang yang mendapat petunjuk dari Allah. Orang ini termasuk hamba yang disayang oleh Allah. Memberi kasih sayang kepada manusia, adalah hak Allah. Usaha kita hanya berdoa secara maksimal. Surat al Baqara: 1 – 5, sangat jelas, orang yang disebut beruntung.
Kedua, Orang disebut beruntung, adalah orang-orang yang melakukan perbuatan makruf dan mencegah kemunkaran. Sudah banyak yang kita lakukan dengan perbuatan makruf. Namun masih sedikit orang yang dengan berani melakukan amar makruf nahi munkar. Hidup di negeri tiran, kehidupan orang yang beruntung seperti ini memang memiliki iamn yang kuat. Tidak tergoyahkan, meskipun cobaan dating silih berganti
Ketiga, yaitu orang-orang yang timbangan kebaikannya lebih berat bila dibandingkan dengan keburukannya. Pada masa penimbangan amal shalih, semua manusia akan memperoleh rapotnya sendiri-sendiri. Kita akan bercermin kembali pada saat kehidupan di dunia. Wajah berseri, dan muram jauh sekali perbedaannya.
Keempat, Orang yang sering menolong. Sesulit apapun, seribet apapun, dan sesibuk apapun, tunaikan menolong orang lain meski hanya sebentar. Meringankan beban orang lain akan beri pahala yang besar.
Kelima, orang yang berjihad dengan harta dan jiwa. Kemampuan setiap orang berbeda. Ada yang kaya, miskin, cerdik pandai, bodoh dan lain-lain. Orang kaya akan berjihad dengan hartanya. Orang pandai akan berjigad dengan ilmunya.
Keenam, oaring yang mencari keridloaan Allah. Inilah puncak bagi orang yang beriman. Ia memiliki harta yang berlimpah, pada akhirnya hanya ridlo kepada-Nya. Orang pandai, pada akhirnya hanya mencari ridlo Allah.
Komentar Terbaru