Karya : Emi Mustaqimah, S.Pd.
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Kami akan menguji kamu dengan kebaikan dan keburukan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami.”
Berapa umur kita sekarang? Berapa tahun lagi harapan kita untuk bisa menikmati kehidupan di dunia? Apakah kamu bisa menjawab? Apakah orang tua kita bisa menjawab? Apakah dokter bisa menjawab? “Kita semua tidak tahu,” itulah jawabnya. Adakah yang sukarela mati? Jawabnya, “Tidak”.
Sebagian dari kita masih ada yang menganggap bahwa akhirat hanya ilusi, tidak nyata, dan hanya gambaran manusia untuk menakuti – nakuti. Itu anggapan dari mereka yang belum tertanam dalam hatinya Iman sebagai fondasi pokok dalam bertauhid dan Rukun Islam sebagai kekuatan dalam bertindak. Sesuai dengan ayat di atas bahwa manusia akan tiba pada saatnya. Setiap yang bernyawa akan mati dan Allah akan menguji kita dengan kebaikan ataupun keburukan sebagai cobaan di dunia.
Kita juga yakin bahwa halte dunia akan sampai pada kita, entah hari ini, besok, lusa ataupun tahun demi tahun kemudian. Halte dunia akan menjemput kita menuju ke perjalanan selanjutnya. Yang menjadi pertanyaan adalah, “Apakah kita sudah memiliki tiket menuju ke perjalanan itu? Seberapa banyak bekal yang sudah kita bawa?” Jawabanya hanya diri kita yang tahu.
Alhamdulillah Ramadan tahun ini kita bisa memasukinya dengan penuh semangat. Fastabilqul khoirot menjadi sarana untuk memperbaikai diri. Seperti juga Rara, Ramadan tahun ini adalah Ramadan yang ke-15 setelah menikah dengan Fahmi seorang Dokter muda spesialis bedah jantungah . Ramdhan selalu membawa keberkahan untuk keluarga kecilnya. Sebelum menikah dengan Fahmi dia berkeyakinan berbeda. Hidayah datang saat mulai dekat dengan Fahmi teman sekampus meskipun beda jurusan. Rara yakin bahwa Fahmi akan membawa dia mendapatkan tiket ke Surga. Meskipun awal mulanya ada pergolakan batin kuat anatara meninggalkan mami dan keluarganya. Ibu Rara adalah single parents saat membesarkan Rara dia lebih memilih berpisah dengan suaminya karena alasan pekerjaan. Ibu Rara seorang pramugari dari salah satu perusahaan penerbangan di negeri ini. Kesibukanya membuat dia tidak menyadari bahwa Rara tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan kritis. “Mami, apakah setelah mati kita akan hidup lagi?”, tanyanya. “Tidak nak, setelah mati kita tidak ada kehidupan lagi setelah ini”, jawabnya. Jawaban maminya membuat dia selalu berpikir keras untuk mencari jawaban yang membuat batinya puas.
Suatu hari ada acara seminar nasional yang mendatangkan seorang ahli komunikasi dari pesohor negeri ini. Dia seorang ustaz yang sering memberikan ceramah lewat seminar, kajian dan sering mengisi youtube. Rara penasaran dengan segudang pertanyaan di kepala, dia beranikan diri untuk mencari waktu supaya bisa bertanya. Alhasil, dia mendapatkan waktu jika ustaz akan keluar dari acara sekitar jam 14.00. Dia beranikan diri memberi salam dengan agak kaku, “Assalamualaikum Ustaz?”. Sambil mencoba menata kembali jilbab pasmina yang ada di kepalanya. “Ustaz, saya Rara, seksi acara dalam seminar ini, bolehkan saya bertanya di luar tema?”, dengan penuh harap Rara mencoba mengulang kembali pertanyaanya. “Boleh”, jawab usatdz trsebut. “Apakah setelah manusia mati akan ada kehidupan lagi?”, tanya Rara. Ustaz menjawab, “Tentu saja ada, dunia ada hanya sebagai transt perjalanan atau halte dunia, dan kita akan menuju perjalanan yang jauh lebih lama, jadi kita butuh bekal untuk perjalanan itu, seperti salat, puasa dan amalan-amalan lainnya yang bisa menambah bekal kita”. Jawaban Ustaz meskipun singkat aku dapat memahaminya. “Terima kasih ustdaz atas jawabnnya, kebetulan saya non-muslim, tetapi saya akan mempelajari Islam dengan penuh keyakinan saya,” jawabku dengan nada lega.
Setelah menikah dengan Fahmi pertanyaan saat masih menjadi mahasiswi komunikasi universitas terapik di negeri ini sudah terjawab. Langkah kakiku mantap untuk selalu menuju arah ke depan. Fahmi sangat sabar dalam membimbing aku. Hanna, Bilqis dan Zidan mewarisi semua kesabaran ayahnya. Ternyata saat halte dunia sudah datang tidak ada manusia yang bisa mengelak.
“Tiap -tiap yang bernyawa akan mersakan mati”. (QS. 21:35)
PR yang harus kita laksanakan adalah apakah kita bisa mendapatkan tiket yang eksekutif jika amal ibadah kita masih jauh dari kata orang yang bertaqwa? Ya, tiket biasa, tiket bisnis ataupun tiket eksekutif semua adalah pilihan sesuai dengan apa yang sudah kita tanam selama di dunia.
Maka beruntunglah orang-orang yang mengerti akan hal ini. Mereka berkata pada diri mereka “Saya tidak akan abadi di sini. Karena dengan itu, saya akan berusaha dengan sebaik-baiknya setiap detik, setiap menit, setiap jam dan setiap hari. Dengan tiket ini maka kehidupan perlu diperisiapkan dengan rencana-rencana yang menuju tiket ketaqwaan. Ramadan 1443 bagi kami adalah salah satu ladang untuk beramal dengan sebaik-baiknya. Kebahagaiaan dunia dan akhirat adalah dambaan bagi setiap manusia. Beriman, beramal shaleh, dan bertaqwa adalah kunci untuk bisa mendapatkan tiket eksekutif ke akhirat.
Beruntunglah bagi umat Islam. Karena agama yang diyakni bisa membawa kepada ketentraman jiwa dan raga, akan tetapi banyak dari mereka yang hanya menyia-nyiakan waktu dengan tidak menggunakan dengan baik. Makna Wal asr tidak dimakanai dengan sungguh-sungguh. Bagi Rara semangat berjihad untuk perubahan hidup adalah langkah yang menjadi satu kebulatan tekad bahwa saya akan menjadi muslimah sejati yang memaknai ajaran agama sebagi sebuah totalitas hidup. Baik saat bekerja, saat di rumah ataupun adalam masyrakat. Karena ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah ajaran yang sangat menghargai dan memuliakan manusia.
Semoga Ramadan 1443 bisa membawa kepada perubahan, perbaikan dan kesempurnaan hidup, sehingga halte dunia ini bisa kita lalui dengan penuh tanggung jawab.
أَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ
“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan ketika beragama, kesehatan badan, limpahan ilmu, keberkahan rezeki, tobat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut.”
Komentar Terbaru