Info Sekolah
Kamis, 30 Nov 2023
  • Selamat Hari Pendidikan Nasional
  • Selamat Hari Pendidikan Nasional
4 April 2022

Biar Ngabuburit Bernilai Ibadah

Senin, 4 April 2022 Kategori : Uncategorized

Oleh : Wasul Nuri, S.Hum

Ngabuburit berasal dari Bahasa sunda ngalantun ngadagoan burit yang artinya bersantai-santai sambil menunggu waktu sore. Secara istilah Ngabuburit bermakna kegiatan menunggu azan maghrib menjelang berbuka puasa pada saat bulan Ramadhan. Kegiatan bisa bermacam-macam seperti bermain, jalan-jalan, bercengkerama dengan teman-teman, wisata kuliner, dan lain sebagainya. Di beberapa daerah mungkin ada juga istilah khusus untuk menyebut kegiatan menunggu berbuka puasa ini, seperti di minang dikenal dengan istilah malengah puaso. Istilah ngabuburit serasa sudah menjadi milik seluruh orang Indonesia, tidak lagi miliknya orang Sunda. Dimana-mana istilah ini sudah lazim digunakan untuk menyebutkan maksud kegiatan menjelang berbuka itu, walapun masih sebatas penyebutan secara non formal.


Dalam kegiatan ngabuburit yang sudah mulai membudaya itu tanpa kita sadari ada hal-hal terlewatkan, hal-hal yang tidak terantisipasi dengan baik sehingga makna berbuka puasa menjadi kurang sempurna. Seperti halnya kegiatan itu hanya diisi dengan kegiatan yang kurang bermakna apabila dimaknai dengan makna Ramadhan sebagai bulan untuk beramal kebajikan, bagaimana tidak banyak kegiatan yang dilakukan sekedar membuang waktu, bersenang-senang saja. Selain itu biasanya ketika ngabuburit sholat jamaah maghrib pun keteteran bahkan mungkin terlewatkan karena terlalu asyik bercengkrama dengan teman-temnannya. Belum lagi jamaah sholat isya dan sholat tarawih yang terganggu pelaksanaanya jikalau tidak diantisipasi dengan baik. Alhasil sholat Isya dan tarawih dilaksanakan sendirian di rumahnya masing-masing setelah larut malam dalam kondisi kelelahan setelah dari sore berkegiatan ngabuburit.


Secara ilmu Fiqh, kegiatan ngabuburit hukumnya mubah (boleh dilakukan), tetapi status hukum boleh ini akan berubah sesuai dengan kondisinya. Jangan sampai waktu yang mulia di bulan Ramadhan ini terbuang sia-sia untuk kegiatan yang kurang memberi manfaat untuk siapapun. Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi Muhammad SAW bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”.


Secara khusus memang tidak ada aturan yang menjelaskan bagaimana harus berkegiatan menjelang berbuka puasa, karena ini wilayah ibadah ghoiru mahdhah. Apa saja boleh dilakukan asalkan bernilai kebaikan, Sehingga lebih tepat apabila kegiatan itu kita isi dengan amal shalih. Allah SWT berfirman di dalam QS Al ‘Ashr ayat 1- 3 :


وَالْعَصْرِۙ – اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ – اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ


“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al ‘Asr ayat 1-3)


Tujuan ibadah puasa adalah untuk mencapai derajad ketaqwaan. Ketaqwaan hadir dari sebuah usaha untuk menghadirkan ketaqwaan itu di dalam diri kita. Taqwa tidak akan hadir jikalau kita tidak beusaha untuk menghadirkannya. Dalam hal ini yang terpenting adalah usaha itu sendiri. Salah satu solusi untuk menghadirkan ketaqwaan itu adalah dengan menjalankan ibadah Ramadhan dengan Ilmu. Begitu juga dengan ngabuburit, ngabuburit juga harus dengan ilmu. Beberapa amalan sunnah yang bisa kita lakukan untuk menunggu datangnya waktu berbuka puasa :
1. Memperbanyak doa untuk memohon kebaikan.
2. Memperbanyak dzikir mengingat Allah.
Tilawah Al Qur’an.
3. Membagikan makanan untuk berbuka puasa.
4. Mendoakan orang yang memberi makan untuk berbuka.
5. Berdoa sebelum berbuka puasa.


Itulah beberapa amalan yang bisa kita lakukan saat menunggu datangnya waktu berbuka puasa. Seandainya kita memang harus keluar untuk ngabuburit maka kita harus antisipasi hal-hal yang tadi sudah disampaikan, seperti pelaksanaan sholat maghrib jangan sampai keteteran, pelaksanaan sholat Isya dan tarawih harus benar-benar diperhatikan. Wallahu a’lam bishawab.

Tulisan Lainnya