oleh : Kisandrianto, S.Pd.
Hari keduapuluhsatu ramadhan 1442 H
Kita sudah memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Di masjid-masjid manapun akan dibuka lebar-lebar untuk para jama’ah yang akan melakukan ikhtikaf. Dengan ikhtikaf setidaknya kita bisa muhasabah diri kita akan dosa-dosa yang kita lakukan lalu. Saatnya para hamba-hamba Allah untuk membersihkan hati kita, lisan kita, perbuatan kita, dsb dari dosa-dosa yang kita lakukan.
I’tikaf sebagai salah satu amalan sunah di bulan suci Ramadhan, memiliki banyak sekali keutamaan. Apalagi dengan khusyuk untuk beribadah dan berdoa kepada Allah SWT tanpa gangguan apapun, tentunya bisa membuat umat Islam semakin dekat dengan Allah SWT.
Itikaf berarti berhenti atau diam di dalam masjid dengan niat semata untuk beribadah kepada Allah SWT. I’tikaf bisa dilakukan kapan saja dan hukumnya sunah bagi seluruh umat Islam.
I’tikaf harus dilakukan di masjid dan lebih utama dilakukan pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.
Melaksanakan i’tikaf di masjid pada malam hari merupakan harapan dan semangat dalam menunggu turunnya lailatul qadar dengan membaca Al-Qur’an dan melantunkan berbagai doa malam lailatul qadar. Karena adanya keutamaan malam lailatul qadar inilah orang berbondong-bondong melakukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan di malam hari.
Biasanya orang mencari Lailatul Qadar pada malam bilangan 21, 23, 25, 27, 29. Hal ini berdasarkan pada hadist di bawah ini.
Dari ‘Ubadah bin Ash Shamit radhiallahu ‘anhu, beliau bertanya kepada Rasulullah tentang Lailatul Qadr, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فِيْ رَمَضَانَ, فَالْتَمِسُوْهَا فِيْ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ, فإِنَّهَا فَيْ وِتْرٍ, فِيْ إِحْدَى وَعِشْرِيْنَ, أَوْ ثَلاَثٍ وَعِشْرِيْنَ, أَوْ خَمْسٍ وَعِشْرِيْنِ, أَوْ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ, أَوْ تِسْعٍ وَعِشْرِيْنَ, أَوْ فِيْ آخِرِ لَيْلَةٍ, فَمَنْ قَامَهَا ابْتِغَاءَهَا إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً ثُمَّ وُفِّقَتْ لَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ
“Di bulan Ramadhan. Maka carilah ia pada sepuluh malam terakhir. Karena malam (Lailatul Qadr) itu (terjadi) pada malam-malam ganjil, pada malam ke dua puluh satu, atau dua puluh tiga, atau dua puluh lima, atau dua puluh tujuh, atau dua puluh sembilan, atau pada akhir malam (bulan Ramadhan). Barangsiapa yang menghidupkan malam itu untuk mendapatkannya dengan penuh harapan (pada Allah) kemudian dia mendapatkannya, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu dan yang akan datang.”
(H.R. Ahmad (5/318, 321, 324 no.22675, 22793, 22815 dan 22817).
Saudaraku yang dirahmati Allah, mari berpacu dengan waktu, waktu ramadhan yang tinggal sedikit ini, mari kita maksimalkan untuk bertaqqorub kepada Allah. Jangan mencari Lailatul Qadar hanya di malam-malam ganjil saja, tetapi tetap malam2 yang genap tetap kita lakukan untuk beriktikaf di masjid-masjid Allah. Sedikitkan kita tidur, tapi perbanyak kita dalam beribadah.
Semoga kita mendapat Lailatul Qodr pada Ramadhan tahun ini.Aamiin ya Rabb
Komentar Terbaru