Info Sekolah
Kamis, 21 Sep 2023
  • Selamat Hari Pendidikan Nasional
  • Selamat Hari Pendidikan Nasional
26 April 2021

Hakikat Berpuasa

Senin, 26 April 2021 Kategori : Uncategorized

oleh : Irkam Sudaryanto, ST

Hari kelimabelas ramadhan 1442 H

Ramadhan merupakan bulan suci yang penuh rahmat, seluruh umat Islam diwajibkan berpuasa sebulan penuh lamanya, berbagai rangkaian amalan ibadah turut dikerjakan dari yang Sunnah maupun Wajib. Dari kesemua itu diakhir hanyalah berlomba-lomba untuk mendapatkan fitrah, mendapatkan kemenangan dan menginginkan diri bersih tanpa dosa sebagaimana bayi yang sedang lahir.

Puasa berasal dari kata Bahasa Arab “Shaum” yang berarti ”Imsak”, menahan diri dari sesuatu. Menurut Sayid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunah, secara umum pengertian Shaum adalah ”Menahan diri dari segala perbuatan yang membatalkan, dilakukan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari disertai niat berpuasa”.

ذَنْبِهِ مِنْ تَقَدَّمَ مَ لَهُ غُفِرَوَاحْتِسَابً إِيْمَانً رَمَضَانَ صَامَ مَنْ

“Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya pada masa lalu akan diampuni” (HR. Bukhari).

Puasa itu bukan hanya meninggalkan makan dan minum. Akan tetapi, puasa itu meninggalkan hal-hal yang keji. Jika kamu dicaci atau dibodo-bodohi orang lain, maka katakanlah, ‘aku sedang puasa.., aku sedang puasa.” (H.R. Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hiban dan Hakim)

Hakikat puasa pada ayat ini menjelaskan bahwa tiap orang-orang yang beriman diwajibkan untuk berpuasa semata-mata hanya untuk bertakwa kepada Allah dan upaya melatih jiwa untuk tidak merusaknya.

Namun sering kita jumpai bahwa disaat bulan Ramadhan justru kita pernah melakukan kesalahan tanpa disadari, diantaranya apa saja ? Disini kita akan mengupas satu per satu maksud dari kesalahan tersebut.

  1. Makan minum dengan bebas setelah batal puasa disengaja

Siapapun yang batal puasanya dengan sengaja karena alasan yang tidak diterima dalam Islam, seperti mengeluarkan mani secara sengaja, makan dan minum. Padahal dengan membatalkan puasanya, dalam sehari itu dilarang untuk makan dan minum lagi atau melakukan aktivitas yang membatalkan puasa sepanjang hari itu.

2. Mengawali makan sahur

Orang yang melakukan makan sahur di waktu tengah malam dengan alasan malas bangun untuk sahur (akhir malam), benar-benar terhalang dari mendapat berkah dan kelebihan yang ditawarkan bulan Ramadhan. Bahkan bisa dibilang melanggar sunnah Rasulullah. Dimana ‘Sahur’ itu sendiri berarti waktu terakhir dari malam. Para ulama menyebut waktu sahur adalah 1/6 terakhir malam.

3. Mengisi waktu sahur hanya dengan makan dan minum

Waktu sahur yang hanya diisi dengan acara makan dan minum, tanpa melakukan ibadah yang lain juga merupakan salah satu kesalahan. Waktu sahur hingga subuh adalah waktu terbaik untuk untuk beristighfar dan menunaikan salat malam.

Qur’an Suci Az-Zariyat ayat 18 berbunyi yang artinya : Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).

4. Tidak menunaikan sholat ketika berpuasa

Kesalahan yang sangat besar. Memang benar, sholat bukan syarat sah puasa Ramadhan, tetapi sholat adalah salah satu rukun Islam yang menjadi tonggak ke-Islaman seseorang.

5. Tak mengutamakan Shalat Shubuh berjama’ah seperti sholat Tarowih

Sebuah kerugian yang sering ditemui dalam masyarakat muslim saat berpuasa adalah tak mengutamakan shalat Shubuh dengan berjama’ah layaknya shalat Tarowih. Banyak yang sudah lupa dan tidak mengetahui kelebihan salat fardhu dibandingkan salat sunnah, sholat Shubuh berjama’ah menurut Rasulullah memiliki keutamaan memperoleh pahala menghidupkan seluruh malam.

6. Sholat Tarowih di Masjid hanya untuk bersenang-senang

Fenomena kenyataan dimasyarakat ada yang merasakan bahwa Sholat Tarowih merupakan kesempatan dalam ajang pertemuan, ingin tampil dan bagi yang muda-mudi kesempatan dalam bertemu kekasih ataupun ajang berkenalan, dari kesemua itu tanpa disadari sudah  bergeser dari niat awal.

7. Bermalas-malasan disiang hari dengan alasan berpuasa

Saat berpuasa, melakukan aktivitas seperti ke sekolah, kerja di kantor atau dimana saja yang kita lakukan agar diniati sebagai ibadah yang justru akan menambah pahala. Kita sebagai umat Islam harus bisa memperlihatkan produktivitas tinggi dan bukan menguranginya di bulan Ramadhan.

8. Memperbanyak tidur disiang hari dengan alasan ibadah

Hadits yang menyebut tentang tidur orang berpuasa itu ibadah adalah lemah atau hadits dhoif.

9. Menganggap waktu Imsyak sudah tak boleh makan sahur

Mengganggap bahwa jika telah masuk waktu Imsyak berarti tak diperbolehkan lagi untuk makan sahur adalah pandangan yang salah. Waktu imsyak adalah penanda bahwa waktu sahur sudah hampir habis, jadi jangan lagi ada yang bilang tidak puasa karena saat bangun sahur sudah masuk waktu imsyak. 

10. Perempuan muslim Sholat Tarowih ramai-ramai di Masjid tanpa menjaga aurat

Banyak perempuan muslim datang ke masjid secara berombongan untuk menunaikan Sholat Tarowih. Seringkali mereka lupa menjaga aurat agar tak terlihat ketika berjalan dan naik tangga masjid di hadapan jemaah laki-laki. Fadilah sholat di rumah adalah lebih tinggi bagi kaum perempuan daripada di masjid.

11. Memasuki Ramadhan dalam keadaan harta masih dipenuhi harta haram

Yang dimaksud dengan memasuki Ramadhan dalam keadaan harta yang masih dipenuhi harta haram adalah seperti terlilit punya utang cicilan pinjaman rumah, mobil, kartu kredit, atau asuransi yang melibatkan riba. Bagaimana Allah mau mengabulkan doa orang berpuasa jika pendapatannya masih haram? Kita harus bersangka baik dengan Allah, tetapi sangka baik tanpa berusaha menghilangkan riba sama saja penipuan, kata Imam Hasan Al-Basri.

12. Tak banyak berdoa saat berpuasa dan berbuka

Kerugian yang kerap dilakukan oleh umat Islam adalah tak banyak berdoa saat berpuasa dan juga saat berbuka puasa. Rasulullah bersabda yang artinya : Ada tiga golongan yang doa mereka tidak ditolak Allah, pemimpin yang adil, orang berpuasa hingga berbuka dan doa orang yang didzalimi. (HR At-Tarmidzi)

Berpuasa merupakan metode Islam dalam rukunnya untuk memberikan kekuatan kepada manusia untuk berbuat mulia dengan pendidikannya, berkepedulian sosial yang tinggi dan peka dalam menghubungkan setiap ibadah dengan kecintaannya kepada Allah Ta’ala dan untuk mengingatkan dirinya bahwa ia adalah makhluk yang tidak luput dari lupa dan salah. Kelupaan dan kesalahan akan melahirkan kerakusan dan kesombongan sehingga menciptakan kerusakan di bumi.

Tulisan Lainnya