oleh : Dra. Tri Ida Istiani
Hari keduabelas ramadhan 1442 H
Dalam buku Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam , Perang Badar melahirkan pahlawan-pahlawan Islam di medan perang dan ‘Ukasya bin Mihsan bin Hasan Al-Asadi salah satunya. Begitu dahsyatnya ‘Ukasya bin Mihsan bin Hasan Al-Asadi bertempur memerangi Kafir Quraisy hingga peadngnya patah. ‘Ukasyah bin Mihsan bin Hasan Al-Asadi mendekati Rasulullah, SAW dan Rasulullah, SAW pun melihat kondisi pedang ‘Ukasyah bin Mihsan bin Hasan Al-Asadi. lalu Rasulullah, SAW membawa ranting pohon , dan bersabda : “Berperanglah dengan ini hai ‘Ukasyah,lalu ‘Ukasyah menerima pemberian kayu Rasulullah, SAW, ‘Ukasyah mulai mengayunkan pedang dan kembali berperang. saat itulah atas izin Allah, SWT batang kayu itu berubah menjadi pedang yang panjang dan kokoh yang terbuat dari besi berwarna putih. ‘Ukasyah semakin yakin dengan pedangnya dan meneruskan pertempuran dengan menggunakan pedang itu hingga Allah, SWT memeberikan kemenagna kepada kaum muslimin, ‘Ukasya menberikan pedangnya dengan nama al- Aun, dan terus digunakan untuk berperang, dalam kondisi apapun.
Tapi penulis ingin angkat cerita menjelang Rasulullah, SAW wafat, Beliau mengumpulkan para sahabat dan kaum muslimin pada saat itu, lalu Rasulullah berkhotbah yang intinya “ wahai kaum muslimin, sesungguhnya aku selaku nabi, pemberi nasihat, dan mengajak kepada Allah atas ijinNya. bagi kalian aku tidak berdaya seperti saudara yang se bapak dan se Ibu. maka siapa saja diantara kalian yang pernah aku sakiti, maka balaslah aku, sebelum datang nanti pada hari kiyamat kelak. sabda Beliau. Mendengarkan itu seluruh sahabat dan kaum muslimin yang menyaksikan pidato Rasulullah, SAW itu tidak berucap sepatah katapun. Tiga kali berturut-turut Nabi SAW menghimbau siapa saja diantara meraka agar membalaskan perbuatan yang pernah dialkukannya setimpal. Tiba-tiba berdirilah seorang sahabat. namanya ‘Ukasyah . Dia lantas menghampiri Rasulullah, SAW dan berkata “ wahai Rasulullah, SAW jika tidak Engkau himbau orang-orang tiga kali , tentu tidak ada yang berani membuatku untuk datang kepadaMu” . Apa yang engkau inginkan ‘Ukasyah,? Tanya nabi, SAW . Ukasyah kemudian menuturkan kesaksiannya pada waktu perang Badar silam . Dia mengingat, Saat itu Unta yang ditungganginya tiba-tiba lepas kendali, sehingga mendahului unta Nabi, SAW malahan, Ukasyah sempat sedikit keluar dari rombongan pasukan kaum muslimin “Ketika akau baru turun dari untaku dan mendekat kea rah engkau, saat itulah mendadak Engkau Hai Muhammad, SAW mengayunkan cambuk, sehingga mengenai tubuhku. Aku tidak tahu saat itu, apakah Engkau Hai Muhammad ingin mencambukku, atau mencambuk unta: tutur Ukasyah. nabi SAW memahami duduk perkaranya. Maka Beliau Rasulullah, SAW menyuruh Bilal Bin Robbah untuk meminta sebuah cambuk dari Fatimah Az-Zahrah . Putri Nabi SAW sempat heran, untuk apa Bilal meminta cambuk , sedang yang disuruh tidak menjelaskan apa-apa. Di Masjid seluruh sahabat sudah pada berkerumun. mereka sesungguhnya menahan amarah terhadap Ukasyah, mengapa pria ini meminta qisash, yakni hendak menghukum Nabi, SAW dengan cambuk. namun Rasulullah, SAW sudah bertindak tegas , balasan sudah semestinya ditunaikan. Jangan sampai ada hal—hal yang menjadi perkara di akhirat kelak. Setelah Bilal sampai , maka diserahkan cambuk itu kepada Ukasyah. Abu Bakr dan Umar segera menghadang sahabat itu . wahai Ukasyah, ambil cambuk itu dan biarkan aku yang dicambuk, kami tidak rela engkau mencambuk Rasulullah, SAW, kata mereka hampir bersamaan” Dudulah kalian, sesungguhnya Allah telah memgetahui kedudujan kalian berdua, perintah Nabi SAW. Tidak hanya Abubakar dan Umar sebenarnya . Semua sahabat dan kaum muslimin disana semua ingin mengganti Nabi SAW sebagai sasaran cambuk Ukasyah. namun Rasulullah, SAW sudah menjatuhkan intruksi ‘ Ukasyah !.cambklah aku, lakukan bila benar akau pernah membuat salah kepadamu “ kata Nabi SAW. Wahai Rasulullah, SAW sewaktu Engkau mencambukkan pada waktu perang Badar, badanku waktu itu tidak tertutupi kain “ terang Ukasyah lagi, Maka nabi pun melepas bajunya , hingga tampak kulit punggung dan perut beliau. Seluruh sahabat menampakkan wajah tidak suka akan perbuatan Ukasyah itu. Tiba-tiba Ukasyah melepaskan cambuk itu dan segera memeluk nabi SAW dari belakang , dia juga menciumi punggung Rasulullah, SAW, Aku ingin memeluk Engfkau hai Rasulullah, SAW, sehingga kulitku menyentuh kulitmu !.Sunnguh merupakan kemuliaan bagiku bila aku bisa memmelukmu Ya Rasulullah, SAW . Kata Ukasyah yang kini berderai air mata. Para sahabat yang tadinya gelisah kini ikut dalam keharuan . Mereka memahami maksud Ukasyah yang semata-mata ingin memeluk Rasulullah, SAW.
Komentar Terbaru